Bulan ramadan merupakan momen yang paling di tunggu oleh umat muslim di tanah air. Berbagai persiapan sudah mulai di lakukan terutama di tempat ibadah ataupun di kediaman masing-masing. Menurut pemilik Al Malik karpet, Muhammad Zafarullah, menjelang bulan ramadan , penjualan karpet dan sajadah rol asli Turki di tokonya mengalami peningkatan yang signifikan.
Zafarullah mengakui memang perputaran bisnis karpet lambat,tapi bisnis ini barang abadi. Karpet handmade ini barang seni sampai kapanpun tidak akan hilang. “Kalau melihat pasar bandung potensinya sangat bagus. Karena cuaca bandung dingin, karpet diperlukan untuk daerah yang beriklim dingin,”tuturnya.
Menurutnya negara konsumen karpet terbesar ada di eropa. Seperti negara Perancis, Jerman, Australia, dan Amerika. “Untuk karpet handmade, kita impor dari Iran,Pakistan,Kashmir, Turki, India, Tajikistan, dan Uzbekistan,”katanya.
Al Malik karpet menyediakan semua jenis karpet mulai dari ukuran paling kecil seukuran keset dan paling besar sampai 16mX20m. Mengenai harga dia mengatakan bahwa harganya bervariasi, mulai dari 500ribu sampai ratusan juta rupiah. Kalau karpet handmade, Zafarullah mengatakan paling bagus karpet yang berasal dari Persia, Pakistan, dan Afghanistan. “Turki dahulu cukup bagus, tetapi sekarang kebanyakan pembuatannya memakai mesin,”ujarnya.
Indonesia saat ini belum bisa memproduksi karpet sendiri, karpet dengan kualitas bagus pasti buatan luar negeri. “Cara membedakan karpet buatan mesin dengan handmade terlihat dibagian belakangnya. Handmade belakangnya sangat halus, sementara buatan mesin sangat kasar. Karpet handmade bila dilipat tidak ada bekas lipatannya,”ungkapnya.
Al-Malik Karpet jalan Gatot Subroto nomor 133 kota Bandung.
