Sabtu, Mei 4, 2024
BerandaHeadlineKomunikasi Dan Kesehatan Harus Saling Bersinergi

Komunikasi Dan Kesehatan Harus Saling Bersinergi

Destinasi Bandung -Dalam rangka Dies Natalis ke 55, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) mengadakan Simposium Nasional Komunikasi Kesehatan pertama di Indonesia yang diadakan di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Rabu (16/9/2015). Acara ini dihadiri juga oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M. sebagai salah satu pembicara dalam simposium tersebut. Menurut Nila, sektor kesehatan tidak bisa berdiri sendiri. Salah satu hal yang akan sangat mendukung adalah sektor komunikasi. “Komunikasi adalah salah satu jembatan yang bisa bersinergi dengan sektor kesehatan,” ujar Nila pada simposium nasional sekaligus menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut.

Dalam simposium nasional ini, Nila banyak menjelaskan fakta-fakta yang menyangkut dunia kesehatan di Indonesia. Terutama informasi tentang pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang tahun ini adalah tenggat waktu terakhir bagi Indonesia untuk memenuhi target-target tersebut. Meski tidak terlalu banyak membahas kekisruhan BPJS Kesehatan, namun Nila berusaha menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapat asuransi kesehatan. Itu sebabnya Nila mengungapkan bahwa komunikasi dan kesehatan harus bisa bersinergi dan berjalan bersamaan. “Tidak melulu komunikasi politik, komunikasi kesehatan juga harus hadir,” ungkap Nila.

Sementara itu Rektor Unpad, Prof. Dr. Med Tri Hanggono Achmad, dr. Tri menyadari bahwa dunia kesehatan di Indonesia belum bisa menerapkan komunikasi kesehatan, tapi masih berkutat dalam komunikasi “kesakitan”. Itulah sebabnya, jelas Tri, banyak pasien atau orang-orang sakit di Indonesia lebih memilih untuk berobat ke luar negeri dibandingkan berobat di Indonesia. “Setelah simposium ini selesai saya berharap produk-produk yang dihasilkan bisa bergulir di tengah masyarakat. Tidak hanya masyarakat yang bisa menikmati produk universitas negeri, tapi pihak universitas akan mendapat inspirasi karena masalah-masalah yang dihadapi nyata adanya di tengah masyarakat,” ujarnya.

Acara ini juga dihadiri dan diisi oleh Dekan Fikom Unpad, Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.. Jika dilihat dari aspek komunikasi, menurut Deddy, para profesional medis, seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, dan yang lainnya membutuhkan komunikasi untuk mendukung kesuksesan kerja mereka. “Cara dokter melayani pasien di meja saja mampu membuat pasien stress. Ini bukti dari sebuah penelitian loh. Jika dokter ngobrol dengan pasien tanpa meja, tingkat stress itu hanya tinggal 10%,” ungkap pakar komunikasi Unpad ini. Hal ini jugalah yang menjadi satu-satunya alasan banyak pasien dari Indonesia yang lebih percaya untuk berobat di luar negeri. Deddy mengungkapkan bahwa sebanyak 600 ribu orang Indonesia pergi ke luar negeri hanya untuk berobat.

RELATED ARTICLES

Most Popular