DESTINASI BANDUNG-Grey Art Gallery yang berlokasi di jalan Braga kota Bandung menggelar pameran Behind Those Eyes karya Peter Rhian Gunawan sebagai pencipta karakter Redmiller Blood.
Pameran Behind Those Eyes di Grey Art Gallery jalan Braga merupakan sebuah wahana experience pertama di kota Bandung yang memadukan unsur seni dan permainan cahaya warna-warni neon yang memanjakan mata. Tema Behind Those Eyes sendiri merupakan konsep yang digagas oleh seniman di balik pembuatan wahana ini, Peter Rhian Gunawan, sebagai pencipta karakter Redmiller Blood.
Ini merupakan perhelatan experience pertama Peter Rhian Gunawan sebagai seniman internasional di kota kelahirannya sendiri, Bandung. Grey Art Gallery sebagai galeri yang sering menampilkan karya-karya artis kontemporer di Bandung ini dipilih untuk diadakannya experience dari Peter.
Grey Art Gallery sangat mendukung program kreatif ini sesuai dengan misinya untuk mendorong majunya perekonomian kreatif dan terbentuknya komunitas seni yang bertumbuh kondusif. Dalam Behind Those Eyes, Peter berkolaborasi dengan Sundea Salamatahari sebagai penulis, dan juga memperkenalkan seniman muda Audreysha Zalfa.
Peter Rhian sendiri merupakan seniman internasional yang telah banyak berpameran di tingkat nasional dan internasional, di antaranya di Shanghai, Hongkong, New York, Australia dan Gangnam. Semua karya seni dan art toysnya berpusat pada karakter Redmiller Blood, sesosok makhluk berambut merah yang menggemaskan, namun selalu terlihat sedih dan meneteskan air mata dengan warna pelangi. Redmiller Blood, sebagai tokoh sentral dari perjalanan experience ini merupakan hasil riset selama 5 tahun oleh seniman Peter Rhian Gunawan yang tertarik dengan isu sosial yang berhubungan dengan manusia.
“Behind Those Eyes sendiri merupakan sebuah wahana perjalanan yang mengangkat tema tentang bagaimana seseorang dapat menggunakan topeng yang berbeda-beda di lingkungan yang ditempatinya dengan maksud agar diterima oleh lingkungannya tersebut, ” ujar Peter.
Hal ini terutama terjadi di lingkungan hustle culture yang banyak terjadi di perkotaan dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi. Keadaan ini diperkuat efeknya dengan sistem kapitalis yang menggadang-gadang kesuksesan sebagai ukuran keberhasilan hidup seseorang sehingga warna-warni gemerlap dari kesuksesan tersebut menjadi sebuah standar yang dirasa memang wajar dikejar dalam hidup.
Sayangnya, dalam proses mengejar standar tersebut, banyak anak muda yang rela mengorbankan identitas aslinya dengan menggunakan topeng yang dirasa perlu untuk mencapai pencapaian tersebut.
Akibatnya, banyak anak muda yang kesehatan mentalnya terganggu dikarenakan dia tidak menjadi dirinya sendiri sehingga mengalami kelelahan mental. Hal ini terutama terjadi dikarenakan oleh tuntutan pergaulan di mana dia berada.
Melalui Behind Those Eyes, pengunjung diajak untuk menikmati experience yang menyenangkan dengan menelusuri warna warni neon yang indah yang diharapkan bisa meningkatkan awareness tentang pentingnya kita dalam menjaga kesehatan mental kita dengan menyuguhkan hasil-hasil penafsiran Peter berkolaborasi dengan Sundea Salamatahari mengenai isu sosial tersebut dalam medium lukisan, instalasi neon art, sketsa, performans, hingga teks-teks yang mengandung pernyataan atau konsep – sebagai karya seni yang kemudian dipamerkan di Grey Art Gallery.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa pameran ini ingin mengajak anak muda untuk merefleksikan kembali mengenai jati diri mereka, merefleksikan kembali mengenai apa yang penting dan kurang penting dalam perjalanan hidup mereka, terutama dalam lingkungan society di mana mereka tinggal.
Behind Those Eyes dimulai pada tanggal 2 Juni 2023 dan dibuka oleh Jim Supangkat dan Museum Of Toys, dihadiri oleh kurator, kolektor dan rekan2 seniman lainnya dan direncanakan diadakan selama 2 setengah bulan, yang juga akan diisi oleh program-program kreatif, di antaranya program open call kegiatan mini pameran, seminar dan workshop-workshop menarik seputar seni.