Sabtu, Mei 4, 2024
BerandaBisnisMesin Kopi Astoria X Upnormal Modal Juhana Buka Kelas Latte Art

Mesin Kopi Astoria X Upnormal Modal Juhana Buka Kelas Latte Art

Destinasi Bandung- Mesin Kopi Astoria X Upnormal Modal Juhana Buka Kelas Latte Art. 23 Juni 2019, menjadi moment penting dalam hidup Juhana Saputra, pemenang kompetisi Latte Art Throwdown yang digelar di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters Cihampelas, Bandung. Menyisihkan 39 peserta, Juhana berhasil menyabet hadiah Mesin Kopi Greta dari Upnormal X Astoria satu-satunya di Indonesia dengan tanda tangan Arnon Thitiprasert, World Latte Art Championship 2017. Kompetisi Latte Art Throwdown Upnormal merupakan bagian dari rangkaian acara ulang tahun Upnormal ke-5 sekaligus peresmian Grand Launching Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters sebagai Etalase Kopi Jawa Barat Terbaik. Dalam kompetisi ini, setiap peserta langsung dinilai oleh Arnon Thithiprasert, World Latte Art Championship 2017, Paul Mordheweyk, CEO PT. Kreasi Tanpa Batas, dan Roni Mulyawan, Milk Pitcher yang prestasinya tak perlu diragukan lagi. Rangakain kegiatan acara ini dapat menjadi ajang bertemunya para pebisnis dan penikmat kopi mulai dari hulu ke hilir. Ke depannya, Upnormal juga berharap dapat semakin memajukan Kopi Indonesia yang tidak hanya di Indonesia tetapi juga hingga ke luar negeri.

Ajang adu kompetensi barista yang pertama kali di selenggarakan oleh Upnormal itu berhasil membuat
Juhana, seorang barista Bandung menjadi pemenang ‘Latte Art Throwdown Championship Upnormal’.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Upnormal yang telah menggelar acara bagi para barista. Perasaan bahagia dan haru menyelimuti Juhana saat panitia mengumumkan Ia menjadi pemenang. Keinginan awal menggunakan mesin kopi tersebut untuk berbagi ilmu kepada teman-teman barista lainnya dapat terwujud. Dari niat tersebut ia berharap siapa saja bisa belajar menjadi barista dari barista lainnya yang sudah lebih dulu mempelajari teknik menjadi peracik kopi tersebut. “Niatnya mesin kopi ini akan digunakan untuk membuka kelas latte art bersama kakak di daerah Rancamanyar, Bandung,” jelas Juhana.

Juhana sendiri mulai berkecimpung di dunia barista sejak tahun 2013. Meski pengalamannya yang baru seumur jagung, namun keahlian dalam menyeduh kopi tidak perlu diragukan lagi. Terbukti,saat kompetisi ia berhasil membuat juri sepakat memilihnya menjadi juara dengan skor 139. Para juri menilai, Juhanakonsisten dalam mengatur kontras gambar dan komposisi susu serta espresso yang pas. Sehingga dalam setiap babaknya ia memiliki nilai yang konsisten. Kreasi Latte art pertama yang disajikan Juhanadi babak penyisihan digambar dengan bentuk Rosetta.

“Saat memilih pattern latte art, panitia memberikan beberapa pilihan yang diundi secara digital, dan saya mendapat pattern rosetta. Meskipun gemetar, ia merasa melukis rosetta tidak terlalu sulit. Selanjutnya di babak semi final, Ia menyajikan kopi dengan gambar tulip di atasnya. Saat proses pembuatan, Juhanatampak serius mengolah espresso, steamed milk dan beberapa komponen lainnya untuk memberikan hasil yang terbaik. Terbukti, saat penilaiannya tiga orang juri langsung jatuh hati pada latte art milik Juhana. Saat dinyatakan lolos dari babak semi final ini, ia semakin optimis untuk memenangkan hadiah pertama.

Terakhir, di babak final, pria yang mengaku mempelajari teknik latter art secara otodidak tersebut, menyajikan latter art dengan gambar burung, gajah dan kelinci. “Saat diminta untuk menggambar oleh juri saya cukup kesulitan. Tetapi, saya tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dan enggak lupa berdoa dan dan berdzikir,” ujar Juhana. Kepiawaiannya dalam menyajikan kopi latte art memang bukan tanpa sebab.

Berawal dari hobi melukis kemudian iseng mencoba menjadi barista, ia mulai mempelajari dengan giat teknik seni lukis latte art selama enam tahun. Dalam profesi kesehariannya menjadi seorang barista ia berlatih membuat latte art lima gelas per hari. Bahkan, untuk melatih kepercayaan dirinya, Ia
hampir selalu mengikuti kompetisi-kompetis latte art yang di Bandung. Hal tersebut dilakukannya untuk melatih kepercayaan diri dan mengetahui kekurangan dari latte art yang dibuatnya. “Wah sudah tidak terhitung saya berapa kali mengikuti perlombaan latte art seperti ini, ada yang menang, ada yang kalah.

Semuanya menjadi pembelajaran bagi saya untuk mengetahui skill yang harus ditingkatkan, tergantung motivasi dan jangan lupa untuk selalu berdoa serta berusaha” papar Juhana. Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Upnormal, Astoria, BRI Agro, Indomilk, Someday Somehow, Java Frinsa, dan Nourus yang telah menyelenggarakan acara bergengsi ini. Ia juga berharap Upnormal dapat semakin lebih baik lagi ke depannya serta semakin banyak mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan Kopi Indonesia.

Saat ini profesi barista semakin diminati oleh berbagai kalangan. Tentunya disebabkan trend ngopi yang
semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari maraknya kedai kopi di beberapa kota se-Indonesia. Bahkan, generasi milenial yang dulunya menganggap kopi sebagai minuman orang tua mulai menggemari dan mempelajari kopi.

RELATED ARTICLES

Most Popular