Minggu, Mei 5, 2024
BerandaEvent & PromoThe Lodge Hadirkan Pameran Radio Antik 9-12 Desember, Ada Radio Peninggalan Jenderal...

The Lodge Hadirkan Pameran Radio Antik 9-12 Desember, Ada Radio Peninggalan Jenderal Sudirman

DESTINASI BANDUNG-The Lodge Hadirkan Pameran Radio Antik 9-12 Desember, Ada Radio Peninggalan Jenderal Sudirman.Sejarah Radio Berawal dari penemuan seorang ilmuwan yang bernama Marconi. Saat itu radio merupakan salah satu alat komunikasi paling penting dalam sejarah dunia.

Radio juga disebut sebagai alat komunikasi masal karena mampu mengirimkan informasi kepada masyarakat luas. Radio yang keluaran tahun 1950 an kini banyak diburu oleh para kolektor radio antik.

Untuk mengingatkan kembali sebagai alat penting dalam sejarah dunia, Herbal House By The Lodge bekerjasama dengan Komunitas Radio antik, menggelar pameran radio antik sehingga masyarakat bisa bernostalgia kembali dengan kehadiran radio dari masa ke masa.

The Lodge Hadirkan Pameran Radio Antik 9-12 Desember, Ada Radio Peninggalan Jenderal Sudirman/ Destinasi Bandung

Pameran Radio antik ini berlangsung pada 9-12 Desember di Herbal House Herbs & Eatery by The Lodge, Jalan Sumur Bandung.

Menurut CEO The Lodge Group Heni Smith, tujuan diadakannya acara ini ingin membuat kegiatan bertemakan budaya dan sejarah, sesuai dengan konsep Herbal House.

Dalam acara ini Herbal House berkolaborasi dengan Deni Kusuma, seorang pelestari dan kolektor radio tua yang punya segudang radio antik.

Lebih lanjut Heni Smith mengatakan, kehadiran radio dari masa ke masa cukup berkembang di tengah tren musik digital. Di zaman penjajahan dulu, radio merupakan alat komunikasi satu-satunya yang bisa mengetahui informasi pergerakan Belanda atau Jepang. Radio juga yang menyiarkan kabar kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia.

The Lodge Hadirkan Pameran Radio Antik 9-12 Desember, Ada Radio Peninggalan Jenderal Sudirman

Herbal House akhirnya membuat pameran radio antik yang bisa mengajak pengunjung untuk lebih paham tentang sejarah. Dengan pemaparan Deni yang sangat jelas, pengunjung dijamin tak akan bosan mengetahui sejarah dari setiap radionya. “Setiap radio itu mencerminkan kehidupan tentang kita. Itu yang menarik untuk diangkat, sehingga tidak cuma sekedar koleksi saja,” kata Heni di lokasi, Kamis 10 Desember.

Radio yang dipajang di pameran ini beranekaragam bentuk dan jenisnya. Mulai dari buatan Indonesia sampai Belanda, tahun pembuatannya pun beragam. Dari banyaknya radio, ada satu yang menarik perhatian adalah radio bertipe Philips BX676X. Radio ini disebut-sebut sebagai salah satu radio yang dipakai Jenderal Soedirman saat Agresi Militer Belanda 2 pada 1948.

Radio peninggalan jendral Sudirman/ Destinasi Bandung
Deni mengatakan, radio keluaran Philips tahun 1940 itu merupakan satu dari tujuh radio yang dipakai Jenderal Soedirman saat itu. Ketika perang gerilya yang dipimpin Panglima Besar Jenderal Soedirman, ia menggunakan radio untuk mengetahui pergerakan Belanda.

“Ini adalah salah satu dari 7 radio yang dipakai Jenderal Soedirman ketika perang gerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kenapa bisa ada 7, jadi saat dibawa gerilya ada yang rusak, pecah, atau jatuh, nah ketika sudah sampai lokasi berikutnya, pengikutnya sudah bawa radio baru,” terang Deni.

Sesuai dengan kodenya ‘X’ berarti radio bisa menyala dengan sumber aku atau DC lainya melalui vibrator converter. Radio buatan Belanda ini berbahan kayu dengan warna cokelat tua.

Butuh waktu lama dan uang yang tidak sedikit untuk bisa menebus radio bersejarah itu. Kata Deni, radio ini merupakan salah satu koleksi kebanggaannya dan tidak akan pernah dijual pada siapapun. Kecuali negara yang kalau tertarik bisa menghubungi untuk dipinjamkan. “Dari semuanya radio Jenderal Soedirman dan Marconi yang paling saya banggakan. Itu carinya saja susah dan memang bernilai sejarah banget,” ungkapnya.

Deni sendiri mulai tertarik mengoleksi radio sejak lama. Bermula dari kesukaannya mendengarkan radio, Deni akhirnya jatuh hati pada teknologi tersebut. Kini dia punya 222 buah koleksi radio di rumahnya. Angka tersebut berkurang seiring banyaknya orang yang juga mengincar radio tua. Rekor jumlah radio tua yang pernah Deni punya mencapai 400 buah.

Meski bukan barang berteknologi tinggi seperti sekarang, Deni mengaku masih sangat mencintai radio. Katanya ada empat kenikmatan yang dia dapat ketika mendengarkan radio. “Pertama, radio itu sudah pasti enak didengar. Suara yang dihasilkan dari tabung bisa berbeda-beda dan itu yang jadi plusnya. Kedua, enak dilihat karena bentuknya yang unik dan masih orisinil,”ujarnya.

Berikut daftar radio yang ada di gallery pameran Herbal House By The Lodge :
Marconi ( Italy ) 1950
Ralin Bi Amply ( Indonesia ) 1960
Philips BIN 206 U ( Belanda ) 1950
National Radiograph ( Amerika Serikat ) 1950
Telefunkn Caprice 7041 W ( Jerman ) 1960
Kinerva 517 E Transmare ( Austria ) 1951
Robin ( Indonesia ) 1955
Ralin M 3392 BT ( Indonesia ) 1964
Hallicraiters TW 2000 ( Amerika ) 1956
Grundie 997 WE ( Jerman ) 1959
Telefunken D 666 WK ( Jerman ) 1955
Erres KY 548 ( Belanda ) 1949
Telefunken GAvole 7 ( Jeman ) 1956.

RELATED ARTICLES

Most Popular