DESTINASI BANDUNG-Silaturahim Forsikatel Group Telkom Akses Menjadi Ibu Bijak di Masa Pandemi .Kondisi Pandemi yang belum kunjung reda dari mulai bulan Maret sampai sekarang dan sudah hampir delapan bulan kita masih tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Hal ini tidak menyurutkan keinginan ibu-ibu Forsikatel Group Telkom Akses mengadakan zoom meeting untuk kegiatan rutin setiap dua bulan pada Kamis siang 25/11/2020. Dari rumah saja tentunya bukan menjadi penghalang, karena pastinya ibu-ibu yang hadir mengggunakan layanan Indihome yang menemani keluarga Indonesia.
Walaupun kegiatan dilaksanakan dengan virtual dan dari rumah saja, namun tidak mengurangi makna dan essensi dari Silaturrahmi Ibu-ibu Forsikatel Group Telkom Akses.
Adapun yang menjadi Host pada kegiatan silaturahmi bulan November ini adalah team dari Direktorat Operasional. Disiang yang cerah itu ada beberapa agenda yang dilakukan, yaitu: Silaturahmi Ibu-ibu Forsikatel Group Telkom Akses, Webinar dengan tema Menjadi Ibu Bijak di masa pandemi , dan Arisan.
Dalam sambutannya, Ibu Rima Semly selaku ketua Forsikatel Group Telkom Akses menyampaikan agar dalam kondisi saat ini ibu-ibu tetap semangat, karena suka atau tidak suka, mau tidak mau kita harus bisa berdamai dengan keadaan saat ini. Tetap menjaga kesehatan, ikhlas, bersyukur, tetap kreatif dan solid.
DiRumahAja memberikan efek perasaan yang campur aduk bagi para Ibu, berperan menjadi pengajar, mempersiapkan semua agar bisa berjalan lancar, mengerjakan pekerjaan rutin RT mulai dari bosan, lelah, maupun cemas.
Bagaimana kiat-kiat untuk mengatasi hal tersebut agar semua berjalan baik, nah semua itu akan dijelaskan oleh Psykolog dan inspirator muda mbak Analisa Widyanigrum yang mempunyai segudang prestasinya : lulusan terbaik Fak psikologi UGM, Founder Analisa Personality Development Centre/APDC, Trainer dan pembicara, Duta Wardah Beauty, Content Creator dan Youtube.
Dengan tutur kata yang renyah dan lugas, Mbak Analisa menyampaikan dengan gamblang bahwa, Peran seorang ibu dalam kehidupan kita sangatlah besar, beliau menyebutnya MOM : Master of Multitasking.
Mulai dari mengurus bermacam hal serta memastikan semua aktifitas anggota keluarga di rumah berjalan dengan baik merupakan tanggung jawab seorang Ibu.
Ibu adalah pusat kendali emosi dalam keluarga Kondisi psikis ibu-ibu ketika di rumah saja dalam Pandemi Covid 19 banyak mengalami stress. Karena banyak kegiatan yang kemudian tidak bisa kita kerjakan secara semaksimal, rasanya waktu dua puluh empat jam masih kurang.
Kemudian timbul pertanyaan “Am I a good mom?” , apakah saya seorang ibu yang baik, ada perasaaan bersalah ketika tidak bisa melaksanakan pekerjaan dengan produktif. Stress adalah persepsi psikologis maupun fisiologis ketika menghadapi tekanan baik dari internal maupun eksternal yang melibatkan seluruh sistem tubuh, perasaan, & perilaku seseorang. Biasanya sumber stress dalam kondisi pandemi ini adalah : Kesehatan, sekolah anak, finansial, pekerjaan.
Dari survei yanng dilakukan American Psychological Association 2020, mengatakan bahwa 35 % orang tua merasa kesulitan dalam menjalankan pengasuhan selama pandemic dan 71% mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari pandemi terhadap perkembangan anaknya . Hal inilah yang disebut sebagai Parental Burnout, yaitu kondisi yang menyerang orangtua bisa mengalami kelelahan secara fisik, mental dan emosional. Kondisi ini kemudian mempengaruhi cara parenting yang diterapkan pada anak.
Perubahan yang umum terjadi pada anak dimasa pandemi adalah : Kesulitan berkonsentrasi, merasa bosan, iritabilitas, kesepian, cemas
Dampak Parental Burnout :
Individu Merasa hampa, Pesimis, Gangguan somatic, Sulit tidur, Emotional distancing.
Keluarga Kualitas hubungan memburuk, Merasa tidak mampu mengasuh anak, Perceraian.
Anak menjadi Oversensitive, Performa akademik menurun, Tidak tertarik untuk bermain.
Stress Management
Mbak Analisa menekankan pentingnya manajemen stres dan respon yang tepat untuk mengatasi stres. Narasumber menambahkan, sebuah siklus yang bermula dari datangnya peristiwa negatif, kemudian direspon dengan emosi, lalu emosi tersebut direspon dengan perilaku menjadi sebuah lingkaran kejadian yang bisa terjadi terus-menerus dan dapat berimbas negatif bagi kehidupan. Kuncinya ada di respon perilaku.
Ketika kejadian buruk menghampiri dan emosi menjadi tak tertahan lagi, perilaku harus tetap dapat terkendali.
Growth Mindset dan Resiliensi adalah kunci, yaitu: kemampuan untuk beradaptasi dan bangkit kembali dari kesulitan dan menjadi orang yang lebih baik atau mental kuat untuk bangkit dari kesulitan. Dan ini akan membuat kita jadi naik kelas.
Apa yang dapat dilakukan?
Focus on the solution, not problem: Cari solusinya
Express your feelings , ekpresikan perasaan anda : bahagia, senang, sedih, marah, takut dll
Time management : pilah mana yang penting, mana yang harus dikerjakan, mana yang bisa didelegasikan
Me Time : Orang yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang disenangi atau hobi, terbukti merasakan lebih banyak positive mood. Move your body dengan melakukan activity/ workout/ exercise dengan lari pagi, senam atau bersepeda.
Tidur/ istirahat yang cukup
Ciptakan ruang belajar & kerja yang nyaman
Membuat jadwal, rules, & goals bersama anggota keluarga yang disepakati
Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan pasangan
Meningkatkan quality of bonding di dalam rumah
Luangkan lebih banyak waktu dan perhatian
Support system share to care “We’re all in this together”.
Positive communication dgn pola FBI : Feelings Behavior Intentions
Setiap diri kita punya peran yang sama penting, cuma beda porsi, posisi dan kondisi.
Kadang kita menggangap gagal adalah akhir dari segalanya. Padahal gagal adalah karunia agar kita menjadi dewasa. Itulah dinamika dalam fase kehidupan yang membuat proses pendewasaan diri.
Selama berlangsungnya webinar peserta menyaksikan paparan dan penjelasan narasumber dengan antusias. Mbak Analisa juga mengajak peserta berinteraksi dengan memberikan kesempatan untuk bertanya, baik melalui fitur chat di zoom maupun bertanya langsung.
Ibu-ibu anggota Forsikatel Group Telkom Akses yang hadir pada siang itu datang dari berbagai profesi, ada karyawati BUMN, dosen, ASN, dokter, guru, tenaga medis, wirausahawan dan juga Ibu rumah tangga.
Pada saat sesi tanya jawab ibu-ibu sangat antusias sekali untuk bertanya antara lain :
Bagaimana membagi peran antara ibu bekerja dan mengurus anak, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak milenial dimana kita berbeda generasi, bagaimana membatasi gadget pada anak sementara mereka juga tidak punya teman sebaya atau sepermainan, bagaimana menimbulkan daya juang yang tinggi bagi anak-anak yang hidup dalam zona nyaman? Dan semuanya dijawab dan dijelaskan oleh narasumber.
Wajah-wajah sumringah dan bahagia tampak di wajah ibu-ibu, karena yang bertanya mendapatkan hadiah sebagai partisipan.
Dalam laporan ketua panita yang disampaikan oleh ibu Ida Juffry, beliau berharap ibu-ibu bisa mengambil manfaat dari webinar ini dan tetap menjaga kesehatan dengan 3 M, menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker.
Tak terasa hampir dua kali enampuluh menit Mbak Analisa hadir dengan presentasi dan diskusi yang luarbiasa menarik. Dan acara yang dimulai setelah sholat zhuhur inipun berakhir pada pukul 16.00 WIB .
Ilmunya sangat bermanfaat dan semua peserta tercerahkan dengan materi yang disampaikan .
Berharap ibu-ibu anggota Forsikatel Group Telkom Akses dapat membangun karakter yang lebih cerdas secara emosional.
Karena menjadi Ibu adalah proses belajar yang tak pernah usai. Semoga kita semua bisa menjadi Ibu bijak bagi orang-orang terkasih yang ada di sekitar kita dan memberikan kehangatan dalam keluarga dengan cinta yang sempurna
“Being a mother has been the most challenging and the most rewarding position” – Cathy Shaffer
Penulis : Rini Dianti Fauzi, S.IP, M.Ikom
Dosen Manajemen Universitas Pamulang
Anggota Forsikatel Group Telkom Akses
