Selasa, Mei 7, 2024
BerandaBeritaSolo Raya Consortium (SRC17) Gelar Famtrip Promosikan Wisata Solo

Solo Raya Consortium (SRC17) Gelar Famtrip Promosikan Wisata Solo

Destinasi Bandung- Solo Raya Consortium (SRC17) Gelar Famtrip Promosikan Wisata Solo. Untuk lebih memperkenalkan wisata Solo kepada para wisatawan domestik dan mancanegara, Solo Raya Consortium (SRC17) mengadakan Famtrip ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 24 April sampai dengan 27 April 2018.

Solo Raya Consortium adalah gabungan dari pegiat pariwisata Solo Raya yang peduli terhadap pariwisata Solo Raya.

Para peserta atau buyer tidak hanya dari daerah di Indonesia seperti dari Bali, Palembang, Padang, Jakarta, Jambi, Lombok, Yogyakarta, Bojonogero dan kota -kota lainnya, melainkan juga dari Malaysia, Taiwan dan Singapura.

Hari pertama para peserta langsung diajak ke desa wisata kampung batik di kecamatan Baki Sukoharjo, untuk menuju di kampung batik ini para peserta berkeliling menggunakan andong. Setelah sampai di tempat para peserta di ajak untuk melihat langsung proses pembuatan batik tulis ataupun batik cetak. Setelah selesai dari kampung Batik para peserta langsung menuju kampung Rotan yang warganya membuat kerajinan dan alat rumah tangga dari bahan baku rotan.

Pada malam harinya para peserta berkesempatan untuk Welcoming Dinner bersama Walikota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo di Loji Gandrung rumah dinas Walikota. Setelah selesai langsung menonton wayang orang di Taman Sriwedari Surakarta.

Pada hari kedua para peserta di ajak berkunjung ke Pasar Gedhe Solo, salah satu pasar tradisional dan bersejarah di Solo, para peserta langsung mencicipi kuliner khas Solo yakni es dawet . Dari pasar Gedhe para Peserta langsung menuju museum Keris yang menjelaskan sejarah keris dan koleksi keris yang ada di Indonesia.

Setelah dari Museum Keris para peserta langsung menuju ke Stasiun Purwosari untuk naik kereta api uap Jaladara salah satu ikon wisata kota Solo. Sepur kluthuk Jaladara merupakan kereta uap produksi Jerman dan satu-satunya yang masih di operasikan di Indonesia bahkan dunia. Mesin kereta ini di operasikan dengan tenaga uap dari bahan bakar kayu jati.

Selanjutnya para peserta mengunjungi museum Radya pustaka salah satu museum tertua di Indonesia dan juga mengunjugi museum batik Danarhadi di lanjutkan dengan makan siang di Soga Resto dengan menu tradisional jawa seperti nasi gudeg dan nasi liwet solo.

Selanjutnya para peserta mengunjungi Kampung Jamu Sukoharjo untuk melihat proses pembuatan jamu yang ada di kampung tersebut.

Setelah dari kampung jamu para peserta menuju ke desa wisata edukasi Geneng Asri , para peserta di ajak untuk menikmati permainan memanah Jemparingan dan makanan tradisional yang masih terjaga keasliannya.

Hari ketiga para peserta menuju ke Dalem Joyokusuman untuk mengadakan Table Top dengan para pegiat pariwisata Solo Raya mulai dari hotel, travel, resto, dan masih banyak lagi untuk mempromosikan fasilitas mereka kepada para buyer.

Setelah selesai melakukan Table Top para peserta menuju ke Museum Atsiri di Tawangmangu , museum Atsiri merupakan bangunan tinggalan pabrik Citeonella pabrik penyulingan minyak atsiri.

Kunjungan terakhir di hari ke tiga para peserta menuju museum Tumurun yakni koleksi lukisan dan mobil antik dari pendiri Sritex.

Pada hari terakhir peserta mengunjungi kampung batik Laweyan dan langsung menuju ke PT Sritex salah satu pabrik terbesar di Asia Tenggara.

Menurut Humas Solo Raya Consortium (SRC17) Ika Florentina, alasannya menggelar Famtrip dan Table Top ini karena Famtrip merupakan sarana jualan yang efektif untuk mempromosikan Solo.

“Pengalaman Famtrip yang pertama responnya cukup bagus dan tamu yang datang ke Solo semakin banyak.

Solo punya banyak sekali heritage yang bisa di eksplore, karena tidak cukup hanya melihat video, tetapi harus merasakan dan membuat orang-orang yang diluar sana merasakan langsung pengalamannya. Seperti naik kereta uap Jaladara itu tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata tetapi harus di rasakan.

Lalu ketika pengunjung langsung praktek cara membatik disana para buyer langsung merasakan sensasi yang berbeda sehingga bisa menjual pariwisata Solo,”ujar Ika yang juga sebagai General Manager favehotel Adisucipto dan favehotel Solo Baru.

Lebih lanjut Ika menambahkan, pihaknya merasa senang dan berterimakasih karena kegiatan ini di dukung langsung oleh pemerintah kota Surakarta dengan memberikan kemudahan untuk memberikan fasilitas dan menerima para buyer oleh Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.

“Rencana kedepannya kita akan melakukan famtrip ini 1 tahun 3 kali atau minimal 2 kali dalam setahun. Dengan adanya kegiatan fantrip ini saya optimis sekali, pesertanya akan mendatangakan event dan tamu di Solo, yang awalnya event diluar bisa di bawa ke Solo,”katanya..

Sementara itu Ketua Solo Raya Consortium(SRC17) Djunanto mengatakan , kegiatan Famtrip dan Table Top ini mengajak para peserta atau buyer untuk menjual wisata Solo yang di tawarkan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara agar berkunjung ke Solo..

“Dengan adanya kegiatan ini , saya mengajak seluruh pegiat pariwisata Solo Raya untuk menjual Solo Raya dan sekitarnya untuk kemajuan wisata Solo dan sekitarnya,”pungkasnya.

RELATED ARTICLES

Most Popular