Selasa, Mei 7, 2024
BerandaHeadlineWisata Sambil Belajar Sejarah di TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung

Wisata Sambil Belajar Sejarah di TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung

Destinasi Bandung- Wisata Sambil Belajar Sejarah di TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung. Liburan ke tempat wisata merupakan sesuatu hal yang sangat mengasyikan, apalagi jika bersama keluarga tercinta dan Buah Hati. Banyaknya tempat wisata diKota Bandung terkadang membuat kita bingung. Tidak hanya Jalan-jalan, tentunya kita menginginkan saat beraktifitas ke tempat wisata yang ada di Kota Bandung, mendambakan suasana yang tenang, nyaman dengan pemandangan pegunungan ditambah dengan udara yang sejuk , bersih tanpa polusi. Selain itu kita bisa menikmati wisata sejarah dengan memberikan sisi Edukasi untuk meningkatkan pengetahuan sang buah hati.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Salah satunya adalah Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda atau yang biasa disingkat Tahura Djuanda. Tempat ini merupakan salah satu destinasi wisata di Bandung Utara yang memiliki nilai-nilai Sejarah, dengan luas mencapai 590 Hektare, Tahura memiliki dua Goa Peninggalan zaman Penjajahan.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Goa Belanda dan Goa Jepang merupakan peninggalan penjajahan dan bisa dijadikan Destinasi Wisata Sejarah untuk meningkatkan kecerdasan sang buah hati dalam nilai-nilai sejarah.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Tahura terletak di Desa Cuburial, Bandung dengan memiliki ketinggian 770 mdpl s/d 1330 mdpl. Disini anda bisa melihat Hutan terbentang luas dengan suasana yang begitu nyaman dan sejuk. Tahura banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. selain bisa menikmati cuaca yang sejuk yang membuat kita nyaman. Disini kalian bisa mengenal Peninggalan Sejarah seperti Goa Belanda dan Goa Jepang.

Goa Belanda
Pada Jaman Dahulu, Kawasan Tahura ini merupakan bentangan pegunungan dari barat hingga ke Timur, dahulu tempat ini merupakan tangki “Air Raksasa Alamiah” yang berfungsi sebagai cadangan di musim kemarau. Pada masa Belanda tepatnya tahun 1918, dibangunlah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung yang berada di kawasan Tahura. PLTA memiliki panjang 114 meter dengan lebar 1,8 meter dan merupakan PLTA pertama di Indonesia, dimana terdapat sebuah terowongan yang melewati perbukitan batu pasir tufaan.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Enam tahun kemudian setelah air Sungai Cikapundung dialirkan melalui pipa, gua ini beralih fungsi. Karena memiliki letak yang strategis dan tersembunyi, menjelang perang dunia kedua awal tahun 1941, pihak Belanda menjadikan terowongan ini sebagai benteng atau markas militernya.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Belanda membangun jaringan gua sebanyak 15 lorong dan 2 pintu masuk stinggi 3,2 meter. Luas Pelataran yang dipakai gua seluas 0,1 Hektar, sementara Luas sekuruh gua berikut lorongnya adalah 547 meter.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Terdapat semacam pos di dekat mulut terowongan, yang berfungsi untuk mengawasi daerah sekitarnya. Saluran atau terowongan berupa jaringan gua di dalam perbukitan ini kemudian dinamakan Gua Belanda.
Kita juga dapat melihat beberapa ruangan lainnya seperti ruang kamar yang dahulunya digunakan untuk tempat istirahat dan tempat tidur tentara belanda.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Terdapat juga ruang tahanan atau penjara, ruang interogasi untuk para tahanan, dan juga lorong ventilasi sepanjang 126 meter dengan lebar 2 meter. Jika kita melihat ke bagian atas gua atau atap gua ini, kita bisa melihat seperti bekas ada penerangan lampu, yang kini sudah tidak berfungsi lagi karena seringkali mati.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Selain terdapat beberapa ruangan peninggalan jaman Belanda, kita bisa melihat pemandangan lainnya, yakni bekas rel troli, semacam untuk pengangkutan barang atau sejenisnya yang memanjang di lorong Gua Belanda.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Disini pun terdapat ruangan bekas stasion radio telekomunikasi Hindia-Belanda. Saat itu, Stasion yang berada di Gunung Malabar terbuka dari Udara dan tidak mungkin untuk dilindungi atau dipertahankan dari serangan udara, sehingga dipilihlah Gua Belanda sebagai tempat penggantinya. Namun sayang, penggunaan stasion radio ini belum sempat terpakai secara optimal.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Pada awal perang dunia kedua, Panglima Perang Hindia Belanda, Letnan Jenderal Ter Pootren mengatur rencananya dari Stasion radio telekomunikasi ini melalui Laksamana Madya Helfrich. Ia dapat menghubungi Panglima Armada, Sekutu Laksamana Muda Karel Doorman untuk mencegah masuknya Angkatan Laut Kerajaan Jepang yang mengangkut pasukan mendarat di Pulau Jawa. Akan tetapi, usaha tersebut gagal, dan akhirnya pasukan berhasil mendarat di bawah Komando Letnan Hitoso Imamura.

Ternyata Gua Belanda ini juga pernah dipakai dan dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan senjata dan mesiu oleh tentara Indonesia pada masa kemerdekaan.

Goa Jepang
Terdapat pula Gua Jepang yang tidak jauh lokasinya dengan Gua Belanda. Gua Jepang ini merupakan satu dari puluhan Gua Jepang yang tersebar di seluruh Indonesia. Gua Jepang dibuat pada tahun1942-1945 oleh para orang-orang Indonesia yang menjadi Romusha Jepang pada saat itu. Tidak berbeda jauh dengan Gua Belanda, Gua Jepang dulunya dimanfaatkan oleh Jepang sebagai tempat penyimpanan amunisi, logistic, dan komunikasi radio.

Pada masa pendudukan Jepang, Kota Bandung merupakan salah satu markas dari tiga kantor besar (Bunsho) di Pulau Jawa. Selain itu, Bandung menjadi tempat pemusatan terbesar tawanan perang mereka, baik tentara Hindia-Belanda (KNIL) dan satuan sekutunya, serta warga sipil. Pada masa Jepang, kawasan Tahura ini tertutup bagi masyarakat umum.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Berbeda dengan Gua Belanda, Gua Jepang memiliki empat pintu. Didalamnya terdapat empat kamar yang dahulu berfungsi tempat bersitirahat oleh para panglima tentara Jepang. Terdapat lorong-lorong panjang dan banyaknya persimpangan yang terdapat di dalam gua tersebut, dapat membingungkan bagi mereka yang pertama kali memasuki gua Jepang. Gua ini tidak mengalami renovasi fisik sama sekali setelah Jepang bertekuk lutut kepada sekutu pada 1945. Konon katanya, lorong ke dua dan ketiga sebagai lorong jebakan.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Gua Belanda dan Gua Jepang sangat minim penerangan. Untuk membantu penglihatan anda saat mengunjungi Gua Belanda dan Gua Jepang ini. Biasanya terdapat beberapa orang yang menyewakan Senter didepan pintu masuk Gua Belanda dan Gua Jepang.

TAHURA Ir.H.Djuanda Dago Bandung/ Destinasi Bandung

Fasilitas yang tersedia di Kawasan Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda :
1. Curug atau Air Terjun
2. Track Jalan Yang baik
3. Mushola
4. WC Umum
5. Saung-saung kecil
6. Tempat Jajanan
7. Wisma/penginapan
8. Pemandian air panas
9. Parkir Luas

Selain hutan alaminya dan untuk berolah-raga lintas alam THR Djuanda juga terdapat objek wisata lainnya:
-Monumen Ir. H. Djuanda.
-Gua Jepang dan Gua Belanda.
-Kolam Pakar.
-Air terjun Curug Omas.
-Air terjun Curug Lalay.
-Air terjun Curug Dago.
-Museum Ir. H. Djuanda.
-Artefak kebudayaan purba yang pernah ditemukan di kawasan Dago Pakar.
-Prasasti Raja Thailand.
-Taman bermain.
-Tebing Keraton (Tiket terpisah tempat & Berlaku Tiket terusan ke Tahura untuk 1 hari).

RELATED ARTICLES

Most Popular