Kamis, Mei 16, 2024
BerandaHiburanBeside Band Metal Asal Bandung Merilis Album Almighty God dalam Format Akustik

Beside Band Metal Asal Bandung Merilis Album Almighty God dalam Format Akustik

DESTINASI BANDUNG – Band Metal asal Bandung Beside kembali merilis album barunya Almighty God dalam Format Akustik.

Album Beside dengan simfoni megah itu dikasih tajuk Almighty God, yang sekaligus menandai kembalinya vokalis lama mereka.

Beside, merilis album baru yang dikasih tajuk Almighty God di bawah label rekaman Exterminator Records.

Album Beside yang bertajuk Almighty God tersebut resmi beredar pada tanggal 2 September 2022 dalam format CD dan digital di berbagai layanan streaming music.

Berbeda dengan produksi karya album Beside sebelumnya, Almighty God berisi sembilan komposisi musik metal berformat akustik.

Beside mengambil stok dari materi lagu-lagu lawas di album Against Ourselves (2007) dan Eleven Heroes (2015) yang mereka gubah lagi dan diaransemen ulang ke dalam format akustik.

“Materi album akustik ini memang penggabungan dari album pertama dan kedua Beside. Album pertama yang liriknya berbalut sarkasme dibuat oleh Owang. Sementara di album kedua saya yang membuat liriknya sebagai tribut bagi tragedi Sabtu Kelabu di Gedung AACC, Bandung. Sebagai penghormatan yang sangat besar dari kami kepada pihak korban beserta keluarganya,” jelas sang drummer Achmad Rustandi yang akrab dipanggil Beby.

Semua tembang di album Almighty God dibangun dalam tempo sedang yang memikat.

Berlimpah petikan gitar yang syahdu sekaligus melodius. Dijaga oleh dentum bass dan drum yang kokoh.

Menawarkan suara vokal yang jernih memadukan gaya growl dan clean yang semakin bernyanyi.

Diselimuti bebunyian orkestra, string dan koor vokal di sekujur bagian. Semua elemen tadi bikin materi Almighty God terdengar makin epik dan megah di semua lini.

Lantas, apakah Almighty God bisa disebut sebagai album metal pertama yang berformat akustik di Indonesia?

“Mudah-mudahan seperti itu. Tapi saya biarkan publik sendiri saja yang mencari sumbernya dan memutuskan hal tersebut, “ucap Beby singkat.

“Album ini sebenarnya dedikasi untuk perjalanan panjang hidup sebuah band menuju usia 25 tahun. Sekaligus kami ingin mengolah pikiran dan memancing otak untuk bekerja membuat sesuatu yang terbaik. Inspirasi terbesarnya memang dari perjalanan Beside yang sudah sangat panjang. Karena banyak hal yang telah kami lalui bersama selama ini,” tambahnya.

“Produksinya sangat susah. Yang jelas dan yang paling utama adalah mengeluarkan biaya yang sangat besar,” kata Beby mengenai proses penggarapan Almighty God dibandingkan dengan album-album mereka sebelumnya. “Termasuk perpindahan banyak tempat dan studio untuk mengeksekusi album akustik ini. Ada berbagai perbaikan di notasi musiknya juga. Untuk membuat aransemen akustik menuju ke proses rekaman ini memakan waktu sekitar dua tahun.”

Materi musik metal berbalut format akustik sebelumnya banyak dikenalkan oleh berbagai band cadas di luar sana.

Sebut saja seperti Opeth, Anathema, Paradise Lost, Swallow The Sun, dan banyak nama lainnya.

Para personel Beside juga mengaku mendengarkan banyak referensi musikal selama proses produksi album Almighty God.

“Di antaranya adalah Katatonia dan Lacuna Coil,” ungkap Beby.

Album Almighty God juga menandai kembalinya vokalis lama mereka, Agung Suryana alias Agrog, yang sempat keluar dari Beside. Informasi tersebut sudah dikabarkan sebelumnya ketika Beside merilis lagu “Spirit In Black” sebagai single perdana, pada tanggal 19 Agustus 2022 yang lalu.

“Bersama Agrog kita di Beside merasa lebih hidup lagi. Dan yang paling mendasar, Agrog lebih mendalami setiap bagian lirik pada semua lagu yang ada di album ini,” komentar Beby tentang keputusan mereka memanggil kembali Agrog ke dalam formasi terkini Beside.

Beside merekam materi album Almighty God pada sebuah vila di daerah Lembang, Bandung, demi mendapatkan ambience akustik yang pas. Isian lainnya direkam di Valhalla Audio Labs, AK Music, dan CutzChamber Studio.

Aransemen musiknya dikerjakan Roy Nat Siregar, sedangkan liriknya ditulis oleh Achmad “Beby” Rustandi.

Beside juga menampilkan sejumlah musisi kolaborator seperti Jaydawn (sequencer), Raga Dipanegara (string), Harry PMW (jimbe), hingga grup koor vokal. Proses mixing dan mastering digarap oleh Zoteng Kampret. Sampul albumnya memuat goresan artwork dari Dicky Candra Irawan.

Beside terbentuk pada tahun 1997 di perkampungan Ujungberung serta ikut tumbuh di tengah-tengah komunitas musik ekstrim Bandung Timur bersama dengan Jasad, Burgerkill, Forgotten, dan banyak nama lagi.

Beby dkk juga turut merasakan berbagai suasana, gejolak, serta dinamika yang terjadi dalam skena musik bawahtanah di Bandung.

Sepanjang karirnya, Beside telah merilis dua album penuh dan satu video dokumenter, plus terlibat di berbagai album kompilasi.

Selain manggung di dalam negeri, Beby dkk juga sempat memenangi kompetisi Wacken Metal Battle Indonesia dan dikirim tampil dalam festival Wacken Open Air di Jerman, pada tahun 2017.

Almighty God merupakan karya paling progresif dari Achmad “Beby” Rustandi (drum), Trie Afrizal (bass), Roy Nat Siregar (gitar) serta Agung “Agrog” Suryana (vokal) yang dikerjakan dengan serius dan memakan waktu cukup panjang.

Ini sekaligus menjadi sinyal bahwa Beside masih terus bertahan dan siap memanaskan kembali arena musik ekstrim Indonesia dengan progres karya dan enerji yang lebih baru.

Sebagai bagian dari perayaan album Almighty God, pihak manajemen Beside menggelar press conference & hearing session di The Hallway Space Bandung, pada tanggal 1 September 2022.

Menyusul kemudian, bakal ada konser spesial Almighty God: Release Party dalam format akustik di The Hallway Space Bandung, pada tanggal 11 September 2022.

Simfoni cadas dari Almighty God telah dimainkan. Perjalanan epik Beside seakan sedang dimulai kembali.

Selamat datang pada episode baru di tengah persimpangan musik yang ekstrim!

RELATED ARTICLES

Most Popular